Djent adalah sub genre dari Progressive Metal kadang di sebut juga sebagai metal math. arti dari Djent sendiri adalah proses dari power chord yang sangat berat, dengan Tune gitar drop B - C . Kebanyakan di ambil dari power chrod di gitar 7 atau 8 senar, dan menggambarkan riff yang elastic dan banyak singkupasi.
Djent mempunyai ciri khas power chord yang dalam,dengan teknik palm muting, di sertai virtuoso soloing, dan karakter dari Djent musik itu kompleks secara ritmik dan musikal.jadi yang denger harus sambil "kunyah" musik nya.
Pada periode 2009-2010 di scene metal US (bagi yang intens mengikuti)
sempat ramai istilah “Djent”. Perdebatan pun sempat terjadi, beberapa
mengklaim bahwa jenis musik tersebut sudah ada lama, ada juga yang
bilang bahwa djent baru saja lahir. Mana yang benar?
Kami pribadi sebelum mendengar term “Djent” sudah lama mendengarkan Meshuggah, dan mengkategorikan mereka sebagai band progressive-metal. Bahkan ketika pertama kali mendengarkan rilisan milik Gojira, kami juga langsung sontak berkata “Wah, band ini jelas-jelas terpengaruh oleh Meshuggah!”
Kemudian pada tahun 2009 mulai bermunculan band serupa dengan kedua
band di atas, dan membentuk their own genre, yakni “Djent”. Meshuggah
sendiri disebut-sebut sebagai pionir dari djent dan juga yang pertama
mencetuskan term tersebut.
Tapi apakah itu Djent?
Kata djent sendiri berasal dari bunyi yang keluar ketika memainkan riff
gitar stacatto pada bagian breakdown lagu (untuk heavy musics) yang
senarnya di-drop rendah.
Bagaimana dengan Chugga-chugga?
Di scene hardcore pun pada akhir 90-an dan awal tahun 2000-an muncul
istilah chugga-chugga, dan ditujukan kepada band-band heavy-hardcore
yang menggunakan pendekatan serupa seperti Djent untuk musik mereka.
Apa bedanya Djent dengan Chuga-Chugga?
Awalnya kami juga sempat bingung, namun setelah diteliti lebih
lanjut, ternyata Djent lebih memiliki pendekatan progressive-metal; yang
biasanya dilanjutkan dengan shredding lick-lick melodik dengan cepat,
atau ditambahkan pula kord-kord jazz.
Sementara Chugga-chugga lebih mengutamakan pada ritem gitar saja,
untuk bagian breakdown pada lagu mereka. Namun untuk senar gitar juga
di-drop, sama seperti djent.
Djent di Indonesia? …
Kami kurang tahu. Beberapa band deathcore lokal beberapa memang ada
yang mengubah style mereka ke arah djent. Namun hingga kini memang belum
ada band Djent yang betul-betul standout.
Djent sendiri di scene luar sudah cukup dikenal, bahkan mendekati
kata “populer”. Namun (seperti biasa) karena sudah ramai, maka
bermunculan pula band-band “butut”.
Tren Djent pun memang berawal dari anak-anak deathcore yang ingin
musik mereka lebih progresif, hingga banyak yang mulai mengarah ke sana.
Masih ingat dengan tren band-band deathcore yang amburadul pada
pertengahan 2000-an yang lalu? Padahal di awal kemunculannya pada akhir
90-an di Eropa, deathcore sangatlah cool. Mudah-mudahan djent ke
depannya tidak bernasib sama..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar